Minggu, 25 September 2011

BERITA BOM GEREJA SOLO

Kapolri: Diduga Memang Bom Bunuh Diri
SOLO, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menduga, peristiwa di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Kota Solo, Minggu  (25/9/2011) ini, diduga memang bom bunuh diri.
Namun mengenai identitas pelaku, menurut Kapolri masih menungu identifikasi dan tes DNA. "Dalam waktu dekat hasilnya  disampaikan kepada masyarakat," ucap Timur.
Ia menyebutkan, kasus itu masih penyelidikan dan penyidikan, ketika ditanya apakah terkait dengan kasus ambon dan lainnya. Penyelidikannya pun, menurut Timur, akan diaitkan dengan kasus bom bunu diri lain yang pernah terjadi di  Indonesia.
 Apakah jenisnya bom itu low explosive atau high explosive? Menurut tergantung penyeledikan. Namun ia menduga jenis low explossive, karena tidak sampai merusak bangunan gereja.


PPP kutuk bom bunuh diri di Solo


Jakarta (ANTARA News) - Partai Persatuan Pembangunan mengutuk keras aksi bom bunuh diri yang meledak di depan pintu Gereja Kepunton, Solo, pada Minggu, sekitar pukul 11.00 WIB.

"Tindakan bom bunuh diri itu adalah tindakan yang sangat tidak terpuji dan sangat ditentang oleh ajaran agama apapun," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Suryadharma Ali pada pidato, usai melantik pengurus DPP PPP periode 2011-2015, di Jakarta, Minggu.

Menurut Suryadharma, tindakan bom bunuh diri itu tidak akan sampai pada tujuannya, tapi malah menebar teror yang membuat ketakutan di tengah masyarakat.

PPP, kata dia, mendesak Kepolisian agar segera menangkap dan mengadili pelaku bom bunuh diri maupun jaringannya, sampai ke akar-akarntya.
(R024)


Korban Tewas Akibat Bom Bunuh Diri di Solo Bertambah  


TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengungkapkan korban tewas dalam aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Inil Sepenuh Kepunton Solo sejauh ini ada dua orang. Satu di antaranya diduga pelaku bom dan tewas di lokasi kejadian. Satu lagi adalah jemaat dan meninggal dunia di rumah sakit.

"Seorang jemaat meninggal dunia di rumah sakit," katanya kepada wartawan di Jakarta, Minggu 25 September 2011. Djoko Suyanto mengaku langsung berkomunikasi dengan Presiden Susilo Yudhoyono sepengetahuannya soal teror bom bunuh diri di gereja itu. Presiden pun langsung mengeluarkan perintah kepada polisi.

Berdasarkan penelusuran pihaknya, Djoko Suyanto menyatakan titik persis ledakan bom bunuh diri itu adalah di pintu masuk gedung gereja. "Aksi teror seperti ini inisiatifnya selalu ada di pelaku. Mereka selalu tahu peta di lapangan," katanya.

Metode teror serupa juga terjadi di masjid Kepolisian Resort Cirebon, Jawa Barat. Upaya memutus jaringan dan pergerakan teroris semacam mereka itu tidak mudah dilakukan.

Dia menegaskan, "Masih ada orang-orang yang bertekad mengorbankan diri untuk kepentingan seperti ini. Dulu mereka memakai alat komunikasi yang bisa kita jejaki, tapi perkembangannya kemudian, mereka tidak lagi memakai alat komunikasi seperti itu dan hal ini juga menyulitkan kami," katanya.
Seperti diketahui, sebuah bom bunuh diri meledak di Gereja Bethel di Jalan Raya Arif Rachman Hakim, Solo, sekitar pukul 11.00. Sementara ini korban tewas diketahui hanya satu orang, yang diduga pelaku bom bunuh diri. Adapun belasan korban luka-luka parah dibawa ke Rumah Sakit Dr. Oen Solo.
 




















 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar